Omen CRONIC : "Lain Lubuk, Lain Pula Ikannya".

Photo Credit : Omen Docs.

Omen dikenal sebagai pembetot bass dari salah satu band Thrash Metal Indonesia, yaitu CRONIC yang eksis dari periode 1999-kini. Pria yang gemar meneguk secangkir kopi dan mengurusi rambut ikalnya angkat bicara perihal dirinya dan grupnya CRONIC. Selamat membaca !


KD : Mengenai Lagu Kronis Phobia, Sebenarnya apa makna dan pesan yang terdapat dilagu ini ?

Kronis Phobia memiliki arti "Ketakutan Akut", lagu ini menyampaikan pesan yang mengajak khalayak umum untuk lebih bijak dan kokoh dalam mendefinisikan kehidupan dan keyakinan. Karena, saya melihat kehidupan yang berjalan saat ini, keyakinan terhadap tuhan telah digoyahkan oleh tuhan-tuhan ciptaan manusia itu sendiri, contohnya ; Kekuasaan, Jabatan, Uang, Pekerjaan, dan Perkembangan Teknologi yang makin hari semakin pesat.

KD : Dibait "Manusia Murka.. Sedang Berkuasa.. Mutilasi Mereka, Berjiwa Ksatria.. Sebarkan Harapan, Dalam Hayalan.. Tanpa Sadar Kau Terbunuh Bayangan". Apakah dibait ini anda menyinggung penguasa negeri ini ?. Lalu, apa definisi dibalik "Berjiwa Ksatria" dan "Terbunuh Bayangan" ?.

Ya Benar, definisi "Manusia Murka" disini menggambarkan individu yang hingga kini masih melakukan praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotis) dalam kehidupannya. Mereka seolah mengajak generasi-generasi di ruang lingkupnya untuk melakukan hal yang sama. "Berjiwa Ksatria" bermakna Individu yang memiliki karakter dan perangai bagai sang ksatria, kehidupannya kokoh tak tergoyahkan, dan ia  menjalani kehidupan sesuai kebenaran yang dianutnya. Sedangkan makna dibalik "Terbunuh Bayangan" ialah gambaran dari keadaan bersifat abstrak, ia punya andil besar dalam perjalanan hidup anda.

KD : Menyikapi lirik CRONIC, serasa bagai mendengarkan pencerahan. Apa yang menjadi pemicu bagi CRONIC mengangkat tema yang berbeda daripada band Thrash umumnya ?

Pemicunya mungkin dari lingkungan kita yang berbeda, dan tata cara dalam proses bermusik kita yang berbeda pula. Sehingga, lahirlah warna dan rasa musik yang berbeda pula.

KD : Anda mengatakan "Pemicunya mungkin dari lingkungan kita yang berbeda, dan tata cara dalam proses bermusik kita yang berbeda pula. Sehingga, lahirlah warna dan rasa musik yang berbeda pula". Bisakah anda menceritakan lingkungan yang anda tempati dan proses bermusik yang berbeda tsb ?.

Layaknya kata pepatah "Lain Lubuk, Lain Pula Ikannya", Ekosistem sangat mempengaruhi makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Anak-anak yang bertempat tinggal di Aceh hidup ditengah konflik yang tak kunjung reda, kekerasan perang kerap terjadi disini. Berangkat dari segala polemik yang terjadi, mental kami ditempa untuk menjalani kehidupan bermusik ditengah konflik tersebut. Disisi lain, kami kekurangan wawasan dan informasi mengenai musik. Ditengah minimnya informasi dan kesempatan, kami terus berupaya menghasilkan karya. Karena itu merupakan salah satu cara bagi kami bersuara dan bercerita kepada teman-teman di Nusantara. Terjadinya Bencana Gempa-Tsunami 2004 menjadi pengajaran yang lebih sempurna bagi kami, kami belajar tentang arti kesabaran, dan cara mengahargai hidup. Saya rasa faktor tersebut yang menjadikan CRONIC memiliki karakteristik yang kuat dan berbeda daripada kebanyakan band lainnya.

KD : Setelah merilis album Kundalini, apa yang sedang kalian lakukan ?.

Kami sedang mengarap video clip yang diperuntukkan untuk album Dimensi Berganti dan Kundalini. Selain itu, kami sedang mempersiapkan materi album Pusaka RAYA yang rilis pada 2017 mendatang.

KD : Menurut anda, apakah kekuatan lirik juga dibutuhkan untuk membangun sebuah konteks lagu ?. Seberapa penting kekuatan lirik bagi anda ?.

Ya, amat penting. Karena lagu merupakan media untuk berbagi informasi, mencurahkan isi hati, dan menyikapi keadaan yang terjadi di sekitar kita.

KD : Apa ekspetasi yang ingin anda raih ?.

Saya ingin khalayak umum apabila mendengar kata "ACEH", terlintaslah sebuah nama yang disukainya yaitu CRONIC, band Produktif yang karyanya didengarkan dan disukai oleh semua orang yang menempati dunia ini (Tertawa).

KD : Pro Kontra perihal DIY masih hangat diperbincangan oleh awam. Menurut anda, apa arti dan penerapannya dalam keseharian kita ?.

Saya sih memandang Pro-Kontra itu sebagai suatu energi, tinggal kitanya saja yang hendak meletakkannya dimana. Wajar-wajar aja sih terjadinya Pro-Kontra, karena perbedaan karakter, dan pola fikir menjadi suatu pemicu lahirnya Pro-Kontra. Perihal DIY, yang saya ketahui bahwasanya DIY adalah "Semangat melakukan sesuatu dengan cara mandiri". Itu aja sih yang saya tahu.

KD : Apakah ada pesan yang ingin anda sampaikan kepada para pembaca yang budiman ?.

Kita ini dimensi waktu, dari moyang para pejuang bukan dari para pecundang kalah sebelum berperang. Tiap melakukan sesuatu, tuntaskanlah, kerjakan dengan maksimal, jangan mengeluh, dan pantang menyerah.

KD : Terimakasih Omen atas waktu dan kesediaannya, Sampai jumpa di alam barzah !

Terimakasih juga kopinya (tertawa).






Komentar

Postingan Populer