Resensi Rekaman : KELOMPOK PENERBANG ROKET Haai (2015)





Merupakan langkah berani bagi sebuah band untuk mengeluarkan album baru dengan jarak hanya dua bulan setelah perilisan album perdana. Apalagi muatannya merupakan delapan lagu cover dari sebuah band legendaris. Itulah yang dilakukan oleh primadona rock Indonesia kini, Kelompok Penerbang Roket.
Trio ini memanfaatkan kontrak album rekaman profesional dengan Sinjitos Records yang didapat setelah memenangkan kontes musik asuhan Jack Daniel’s untuk menghormati band rock Indonesia lama, juga salah satu idola mereka, Panbers.
“Djakarta City Sounds” menjadi lagu yang pertama menyapa. Energinya meluap-luap, dibarengi permainan musik yang begitu erat; menjadi peringatan pertama bahwa Haai bukanlah sekadar album cover. “Rock and the Sea” lalu menyusul dengan drummer Viki Vikranta bertugas sebagai vokalis. Ketiadaan bunyi sitar yang mengalun pada versi asli lagu tersebut memberikan ruang lebih kepada atmosfer kelam. Sementara “Bimbang dan Ragu” melanjutkan teka-teki eksistensialis (“Mengapa di dunia ini selalu bimbang dan ragu/Rahasia di dunia ini tiada pun seorang yang tahu”) yang berupaya dipecahkan Kelompok Penerbang Roket dari album perdana Teriakan Bocah lewat “Tanda Tanya”.
Dengan diproduseri oleh Joseph Saryuf, dan bantuan gitaris additional Dhany Agus Sohanza sebagai pengganti gitaris asli Rey Marshall yang mendekam di panti rehabilitasi narkoba saat rekaman dilakukan, Kelompok Penerbang Roket mampu membuat lagu-lagu Panbers seolah milik mereka sendiri. Aransemen demi aransemen digubah ulang tanpa mencabut inti lagu, sehingga terjadi benturan penuh tenaga antara rock klasik dengan modern yang menghasilkan letupan beringas.
Puncaknya terjadi pada lagu penutup, “Haai”, yang memakai vokal Benny Pandjaitan dari rekaman asli dan menghasilkan karya gemilang; menggarisbawahi album ini sebagai penghormatan sekaligus bukti bahwa tidak ada yang bisa menghentikan laju Kelompok Penerbang Roket saat ini.



Sumber : Rolling Stone Indonesia.

Komentar

Postingan Populer